Selasa

HIDUPNYA KEMBALI ERAU PELAS BENUA

Erau Pelas Benua yang dilaksanakan oleh penduduk Kutai yang ada di Guntung biasanya dilaksanakan setiap tahunnya dengan sangat sederhana dan jarang diketahui oleh masyarakat luas sejak tahun 2002 dilaksanakan dengan cukup meriah hal ini tidak lepas dari  kaitannya dengan keberadan kembali  Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Maradipura sebagai Pusat Adat dan seni budaya Kutai  sejak tahun 1960 seolah tidak ada lagi gairah tanda-tanda kehidupan hubungan adat budaya kutai pun teputus namun dengan penambalan  H.Adji Mohamad Salehoeddin II sebagai Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada tanggal 22 September 2001 bertepatan dengan adanya penyelenggaraan Erau Adat Kutai tahun 2001 dan diserahkan kembali Keraton dan benda-benda pusaka Kutai Kartanegara pada tanggal 25 September 2001 dari menteri  Pariwisata dan Kebudayaan.

Berdasarkan surat perintah Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura  Nomor.110/SKK.SEK. LBG/2002 tanggal 10 April 2002 mengutus Putra Mahkota beserta rombongan yaitu :

1.      Adji Pangeran Adipati Soerya Adiningrat
2.      Adji Pangeran Hario Kusuma Puger
3.      Adji Raden Nofiar Effendy
4.      Adji Raden Mustawan Pranoto
5.      Adji Raden Atmodjo Soepeno
6.      Raden setya Sentana
7.      Marta Inssyari

Mengadakan kunjungan silaturahmi dan penijauan ke daerah Guntung yang merupakan wilayah Adat yang berada dibawah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa keinginan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura untuk mengukuhkan Guntung sebagai  pusat seni dan budaya Kutai di Kota Bontangyang diutarakan  utusan beliau yaitu Putra Mahkota pada tanggal 13 April 2002

Dengan kunjungan tersebut maka diadakan peninjauan kembali  bahwa pada masa lalu selalu diadakan Erau Pelas Benua yang kemudian ditindak lanjuti dengan pembentukan Panitia Erau Pelas Benua Guntung 2002 ditunjuk sebagai Ketua Panita Ir.Awang Sahrudin HAS dan Sekretarisnya Darmawi

Sebagai tindak lanjut keinginan Sultan Kutai Kartanegara Ing martadipura untuk mengukuhkan Guntung sebagai pusat seni dan budaya di Kota Bontang maka pada :
tanggal  04 Juni 2004 keluar Surat Keputsan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martaddipura Nomor: 07/SK-1/VI/2004 tentang Pengesahan Pembentukan Lembaga Adat Kutai Guntung Citra Kota Bontang  yang di tindak lanjuti dengan pelantikan Dewan Adat dan Pengurus Lembaga Adat Kutai Guntung Citra Kota Bontang oleh Menteri Sekretaris Keraton atas nama Sulatan Kutai Kertanegara Ing Martadipura pada Tanggal 20 Juni 2004 di Hotel Equator Bontang. Dengan Akte Notaris Juliansyah,SH.  Nomor: 28 tanggal 29 Juli 2004.

Ini lah Tonggak awal dirakit dan  dihidupkannya kembali budaya Erau Pelas Benua di Guntung Kota Bontang. Sejak tahun 2002.
Terselenggaranya Earu Pelas Benua ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan  dari berbagai pihak  :

-Pemerintah Kota Bontang
-PT.Pupuk Kaltim Tbk.beserta group anak perusahaan 
  dan Joint  Venture  yang ada dilingkungan Pupuk Kaltim
-PT.Badak NGL.
-PT.Banpu Indominco Mandiri
-Dinas / Instansi yang ada di Kota Bontang
-Pengusaha-pengusaha yang ada di Kota Bontang
-Donatur tak terikat
-Sponsor
-dan sumbangan warga masyarakat.

4 komentar:

  1. Kebudayaan tradisional memang wajib dipertahankan, jangan sampai diakui oleh negara lain, spt reog Ponorogo baru2 ini... sukses bwt Bang Guntung...

    BalasHapus
  2. selamat..semoga kebudayaan kita makin jaya

    BalasHapus
  3. Setuju sob, kebudayaan daerah memang aset yang perlu diselamatkan

    BalasHapus