Kamis

KONSEP GUNTUNG

KONSEP KELURAHAN GUNTUNG KE DEPAN


SEBAGAI WILAYAH PENGEMBANGAN AGROWISATA DAN INDUSTRI



(DITINJAU DARI SEGI POTENSI DAN PENGEMBANGANNYA)


OLEH :
KELURAHAN GUNTUNG



SEBAGAI BAHAN DISKUSI DAN USULAN DALAM RANGKA KONSEPSI
PUSAT WILAYAH PENGEMBANGAN DI BIDANG PERKEBUNAN, PERTANIAN, PERIKANAN, PERUMAHAN DAN INDUSTRI


K O T A B O N T A N G
TAHUN 2008


Kata Pengantar

Naskah kertas kerja ini disusun dan disajikan untuk memenuhi maksud sebagai pertimbangan bagi pemerintah Kota Bontang dalam hal ini dinas dan instansi terkait di Kota Bontang dalam rangka Tata Ruang Wilayah Kota Bontang., dimana diusulkan dan diharapkan Kelurahan Guntung ke depan Selain saat ini menjadi Pusat Industri Besar Seperti PT. Pupuk Kaltim. Tbk, PT.Kaltim Methanol Industri, PT. Kaltim Parna Industri, PT. Kaltim Pasific Amoniak, dll, diharapkan kedepan dapat menjadi Pusat Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Kelautan, Perumahan terbatas dan atau Pusat Agrowisata di Kota Bontang ini.

Besar harapan kami agar naskah kertas kerja ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi dan menggugah untuk dipertimbangan menjadi suatu bahan penyusunan pola perencanaan pengembangan bahkan dimasukkan dalam salah satu kebijakan Pemerintah Kota Bontang atau ditetapkan dalam suatu Perda dan aturan teknis baku.

Didasari bahwa, apa yang tersurat dalam naskah kertas kerja ini masih merupakan suatu wacana / konsepsi yang belum sempurna dan belum dapat mengambarkan secara keseluruhan baik itu potensi maupun rencana pengembangannya serta kaitannya dengan daerah kelurahan lainnya di Kota Bontang. Oleh karena itu adanya koreksi untuk menyempurnakan kertas kerja ini sangat diharapkan, sehingga apa yang masih terselubung dapat terbuka demi penyempurnaannya.

Kepada semua pihak yang telah berpartsipasi dan turut membantu dalam penyusunan kertas kerja ini, tak lupa disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Semoga usaha ini mendapatkan Ridho Allah Tuhan Yang Maha Esa dan bermanfaat bagi pembangunan Kelurahan Guntung Khususnya dan Kecamatan Bontang Utara / Kota Bontang.


Guntung, Desember 2008


Ahmad Yani Sofyan, S.Sos


DESKRIPSI DAERAH
KELURAHAN GUNTUNG




A. KEADAAN GEOGRAFIS

Kelurahan Guntung adalah salah satu dari Enam (6) Kelurahan yang terletak di Kecamatan Bontang Utara yang merupakan hasil pemekaran Desa Belimbing, yang berjarak + 7 Km dari Pusat Kecamatan Bontang Utara dan Berjarak + 7,5 Km dari Pusat Kota Bontang serta berjarak + 120 Km dari Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur (Samarinda).
Secara Adminstratif Kelurahan Guntung mempunyai Batas-batas wilayah sebagai Berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Laut / Selat Makasar
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Lhoktuan dan Kelurahan Belimbing
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Teluk Pandan Kab. Sangatta
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar
Secara keseluruhan Kelurahan Guntung mempunyai wilayah + 849 Ha (Sebelum inclup) dan terletak di ketinggian + 1 sampai 20 Meter dari permukaan laut (dataran rendah) dengan suhu udara 28 - 32 0C.

B. KONDISI DEMOGRAFI

1. Pemerintahan Kelurahan
Secara administratif Kelurahan Guntung di pimpin oleh seorang Kepala Kelurahan yang dalam menjalankan tugasnya di bantu Seorang Sekretaris Kelurahan yang membawahi 5 (lima) orang Kepala seksi (Kasi) : Kasi Pemerintahan, Pembangunan, Kesejahteraan Sosial, Umum, dan Bendaharawan.
Pemerintahan Guntung terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 18 tahun 2002 tanggal 17 Agustus 2002 tentang Pembentukan Kelurahan (Guntung), dan Lurah Pertamanya dilantik tanggal 27 September 2002 (Bpk. Adji Irham, BA) dan Sekretarisnya (Supriyo, SE). Yang saat ini Kelurahan pegawainya selain Kepala Kelurahan dan Sekretaris, ada Bendahara, Kasi Pemerintahan, Kasi umum, Trantib dan ditambah 4 orang PTT, 5 Orang Honor Harian Lepas.
Pada Bulan Desember 2003 berdasar Keputusan Walikota Bontang Nomor : 821.2/321/MUT-SK/XI/2003 tanggal 21 November 2003 tentang “Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS dalam Jabatan Struktural di Lingkungan Pemerintah Kota Bontang”, dilantik Kepala Kelurahan Guntung Baru “ Bapak Drs. Fahmi Rizal”.
Selain itu, sebagai kelengkapan administrasi Kelurahan, Kelurahan Guntung dibagi dalam 5 Rukun Warga (RW : Guntung Hulu, Guntung Hilir, Paku Aji/Senoni, Kanibungan, Meretam Manis/Jl. Sidrap) yang dibagi menjadi RW-I dibagi 7 RT, RW-II dibagi 5 RT, RW-III dibagi 7 RT, RW-IV dibagi 6 RT dan RW-V dibagi 7 RT (Rukun Tangga). Seiring keluarnya Perda Kota Bontang Nomor 12 Tahun 2003, secara otomatis RW ditiadakan. Berdasarkan SK Lurah Guntung N0. 01 Tahun 2004 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan RT di Wilayah Kelurahan Guntung, RT berjumlah 25 RT
Untuk dapat menampung aspirasi dan atau partisipasi dari seluruh warganya, di Kelurahan Guntung juga dibentuk LPM (tanggal 7 Januari 2003), PKK (8 Januari 2003) yang merupakan wadah pembinaan ibu-ibu rumah tangga dalam pembentukan keluarga sejahtera dan juga sebagai wujud partisipasi kaum perempuan (ibu) dalam pembangunan, Koperasi Amanah (Tanggal 6 Januari 2003) dan Karang Taruna Citra (11 Januari 2004) yang merupakan wadah yang menampung kegiatan Kepemudaan.

2. Keamanan Kelurahan
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, Kelurahan Guntung memiliki 84 Orang Anggota Linmas.
Untuk lebih mendukung keamanan lingkungan, di tiap RT, warga dilibatkan dalam kegiatan Ronda Keliling (Siskamling) yang sekarang ini tidak aktif.
3. Penduduk
Berdasarkan registrasi Penduduk Penduduk Kelurahan Guntung November tahun 2004 Jumlah Penduduk Laki-Laki 2915 Perempuan 2602. Kelurahan Guntung adalah : 5.541 Jiwa.
a. Keluarg Miskin
Data BKKBN Keluarga Miskin di Kelurahan Guntung adalah :
- Prasejahtera : 160 KK
- Sejahtera I : 163 KK ( data Tahun 2003)
T o t a l : 323 KK

C. BIDANG PEMBANGUNAN KELURAHAN
1. Transportasi dan Komunikasi
Transportasi Umum belum ada, dalam artian Rute Angkutan Kota / Umum belum masuk. Untuk memenuhi Kebutuhan Transportasi Wargam mengandalkan Kendaraan Pribadi atau Jasa Ojek.
Jalan Kelurahan yang beraspal di Luar Lingkungan PT. Pupuk Kaltim Tbk. :
- Beraspal : 4 x 400 M Guntung
- Cor Beton ; 4 x 400 M Jln. Sidrap 100 x 5 M di RT-04
- Jalan tanah : + 12 Km
- Gang Cor ; + 1,5 Km
- Gang tanah ; + 4 Km

2. Pendidikan Idiologi dan Politik
Jumlah pemilih pada PEMILU tahun 2004 di Kelurahan Guntung berdasarkan hasil Pendataan P4B BPS bulan Juni sejumlah 3639 Jiwa. TPS yang direncanakan sejumlah 15 TPS. Partai Yang Eksis ada Sosialisasi/kegiatan nyata dan adanya kantor kesekretariatan tingkat Kelurahan adalah : Partai Amanat Nasional, Partai Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Buruh Sosial Demokrat, Partai Nasionalis Marhaen, Dll.


3. Budaya dan Kesehatan
Kelurahan Guntung memiliki 1 acara tradisional tahunan yang dianungi Lembaga Adat Kutai Guntung Citra ( Diketuai Abd. Hamid) berupa Erau Pelas Benua yang menyajikan Kesenian khas Kutai dan dikemas pula dengan seni budaya tradisional warga pendatang. Inti acara ini adalah suatu permohonan pada yang kuasa untuk diberi keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan bagi masyarakat Guntung khususnya dan Bontang pada Umumnya.

D. POTENSI KELURAHAN

Daerah Kelurahan Guntung Kecamatan Bontang Utara berdasarkan letak dan kondisi wilayahnya mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan Pertanian, Perkebunan, Perikanan, kehewanan, Parawisata selain sudah adanya Industri Besar seperti PT. Pupuk Kalimantan Timur Tbk, PT. KMI, PT. KPA. PT. KPI, dll.






Potensi-Potensi yang ada di Kelurahan Guntung berdasarkan survey Kelurahan Guntung Bulan Maret 2003 :

1. Pertanian dan Perkebunan
Jenis tanaman dan sayuran yang pernah ada dan di tanam warga Guntung


Tanaman Keras Sayur-sayuran
Lain-lain
1. Aren/Benda
2. Durian
3. Lai
4. Kertongan
5. Lahong
6. Wanyi
7. Mangga
8. Rambutan
9. Kemiri
10. Pinang
11. Mengkudu
12. Kelengkeng
13. Duku
14. Langsat
15. Nangka
16. Cempedak
17. Kelapa
18. Coklat
19. Kopi
20. Kledang 1. Tomat
2. Kacang
3. Sawi
4. Bayam
5. Kangkung
6. Kaktu
7. Pakis
8. Lombok
9. Kacang tanah
10. Terong
11. Timun
12. Labu
13. Jagung
14. Pare
Pesawahan
1. Padi

Hutan

1. Bambu
2. Hutan Bakau

2. Perikanan dan Kelautan
Wilayah Guntung yang terletak paling Utara Kota Bontang yang langsung berbatasan dengan laut (Selat Makasar) dan memiliki beberapa aliran sungai dan rawa-rawa memiliki Potensi di bidang Perikanan (tambak, Keramba) dan kelautan. Sampai saat ini belum terkelola dengan intensif dan baik, sehingga sektor ini hanya menjadi mata pencaharian tambahan atau sambilan dari sebagian masyarakat Guntung. Warga yang mata pencahariannya di sektor Kelautan terkelompok di Pulau Gusung
3. Kehewanan
Ternak yang dikembangkan di Guntung
1. Sapi (Program Penggemukan Proyek ABPD I dan APBD II sejak tahun 2002)
2. Kambing (perorangan)
3. Ayam kampung & Itik (Unggas)
4. Babi
5. Kerbau
6. Adanya Buaya & Biawak potensi untuk dibudidayakan (liar di Sungai Guntung dan Kanibungan)


E. PENDANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN

Dalam Pelaksanaan Pembangunan, dana yang masuk ke Kelurahan Guntung sejak Tahun 2002 adalah : dana Proyek APBD II, Block Grand dan Bantua Perusahaan (PT. Pupuk Kaltim Tbk, PT Indominco Mandiri), diantaranya :
1. Dana Proyek APBD II kota Bontang tahun 2001 & tahun 2003 : Jembatan Guntung, Proyek Jalan Guntung ke Sempayang 100 M x 5 M (Plus Paret)Proyek Pengerukan/Normalisasi Sungai Guntung (1300 M)
2. Dana Block Grand tahun 2003 tahap I (30%) : semenisasi gang RT-07, Semenisasi Gang Masjid & Jembatan RT-11, Pembangunan Pos Yandu RT-24, Insentif 32 RT, Bantuan Kegiatan Mushola dan Masjid, serta LPM, Karang Taruna dan PKK. Pipanisasi di Sidrap
3. Proyek Pembukaan Badan Jalan Guntung ke Jl. Sidrap tembus Jl. Pipa 4,5 KM dana 56,5 Juta bantua PT. Pupuk Kaltim Tbk
4. Bantuan PT. Pupuk Kaltim Tbk berupa Seperangkat Komputer bagi Kelurahan Guntung dan LPM, 1 unit Motor Kanzen untuk Kelurahan, Bantuan Material Bagi Masjid Nurul Huda Guntung, Seperangkat Alat Qasidah bagi Kelompok Kesenian Guntung, 3 M3 Papan Ulin untuk RT-13, Air bersih.

Guntung, Memiliki Potensi yang sangat strategis untuk dikembangkan sebagai pusat Pertanian, Kehutanan/Perkebunan, Peternakan, Perikanan/Kelautan dan Agrowisata, yang jika dapat terialisasi dapat memacu pertumbuhan perekonomian masyarakatnya pada khususnya dan kota Bontang pada Umumnya. Hal ini berdasarkan / perwujudan keyakinan akan kemampuan masyarakat Guntung untuk mengarahkan pembangunan mereka sendiri yang tidak bersandar pada bantuan dan investasi yang datang dari luar Kota Bontang, yang saat ini massa komunitas dalam proses pembangunan melalui proses belajar sosial, dan dalam rangka penghimpunan suimber daya serta penganekaragaman produksi.

Tetapi selain potensi yang dimiliki Kelurahan Guntung (Masyarakat Guntung), di dalam masyarakat Guntung terdapat pula kendala / permasalahan yang perlu kiranya dapat dicarikan solusinya bersama, diantaranya :

1. Rendahnya Tingkat Pendidikan/Pengetahuan dan Keterampilan warga, yang tentunya dengan Sumber Daya Manusia yang terbatas tersebut tidak akan mampu bersaing di dunia kerja yang penuh kompetisi.
2. Tingginya tingkat Pengangguran tenaga usia Kerja yang masih tergantung pada keberdaan Perusahaan, dan belum adanya lahan/lapangan kerja baru
3. Kurangnya akses informasi yang akurat dan dapat dipercaya
4. Rendahnya Etos Kerja yang diakibatkan Ketergantungannya pada Alam dan rendahnya pengetahuan serta keterampilan
5. Tidak meratanya kepemilikan tanah (Banyak lahan warga yang telah di miliki oleh Spikulan tanah / Orang yang hanya mengapling tidak menggarapnya)
6. Tersudut jauh dari Pusat Pemerintahan Kota Bontang
7. Belum adanya Jalan alternatif selain jalan Perusahaan (PT. Pupuk Kaltim Tbk)
8. Belum adanya jalur transportasi Umum (angkutan Kota), yang ada hanya ojek
9. Masih relatif rendahnya perhatian pemerintah dan perusahaan pada Guntung (yang diperhatikan hanya daerah/kelompok/orang yang “Vokal”)
10. Sarana Prasarana Umum penunjang lainnya yang belum ada dan atau terbatas. (Guntung hanya memiliki SD Negeri 007 yang kondisi bangunan dan daya tampungnya yang sangat terbatas, Pusat Pelayanan Umum lainnya belum ada termasuk Kantor Kelurahan sendiri yang masih menyewa Rumah warga)
11. Pemakaman Umum belum ada, masih ikut wilayah Loktuan
12. Belum adanya Policy / Kebijakan pemerintah yang jelas dan pasti tentang arah pembangunan di Kelurahan Guntung
13. Sangat Rentannya masyarakat terhadap isu dan propokasi, serta tidak adanya tokoh panutan yang dapat menjadi pembimbing. (Adanya orang yang mengklaim dirinya Tokoh untuk kieuntungan Pribadi)



Dimensi Pembangunan Kota Bontang selama ini lebih menekankan pada pendekatan Ekonomi, mungkin kedepan pendekatan yang berdemensi sosial harus juga lebih ditingkatkan. Hal ini timbul dengan adanya kenyataan bahwa sebagian besar penduduk Kota Bontang (Lokal) masih banyak yang menderita Kemiskinan (Poverty), Penggangguran (Unemployment), maupun ketimpangan (disparites). Sedang jika kita menyimak apa yang dinyatakan Dudley Seers bahwa “Dalam Pembangunan suatu Daerah ada 3 (Tiga) hal yang perlu ditanyakan, yaitu Apa yang tengah terjadi dengan kemiskinan, Apa yangah terjadi dengan Pengangguran, dan apa yang tengah terjadi dengan Ketimpangan ?” Jika jawabannya “Terjadi penurunan secara substansial berarti Daerah tersebut sedang mengalami Priode Pembangunan.”

Ketimpangan yang biasanya menjadi pusat perhatian adalah ketimpanagan yang terjadi antara Pusat dan daerah, antara Kota dan Kelurahan, dimana keuntungan ekonomis hanya diperoleh oleh pusat-pusat pertumbuhan (core region) dibandingkan daerah Pinggiran (periphery). Maka menumbuhkan pemikiran upaya lansung untuk membangun daerah pinggiran Kelurahan untuk menjawab tantangan yang ada disini kita akan coba kupas dengan pendekatan :

URBAN FUNCTION IN RURAL DEVELOPMENT (UFRD)


Pembangunan biasanya didefinisikan sebagai “...suatu proses perubahan pokok pada masyarakat dari suatu keadaan tertentu kepada keadaan lain yang lebih bernilai...” (Katz, 1971) atau menurut Phillip Roup Pembangunan sebagai :” ... Proses Perubahan dengan tanda-tanda dari sesuatu yang dianggap kurang dikehendaki kepada sesuatu yang dianggap kurang lebih dikendaki...”. Oleh karena itu secara singkat kita bisa mengatakan bahwa Pembangunan meliputi proses perubahan untuk memperbaiki ”Kualitas” kehidupan dari suatu masyarakat itu sendiri.

Asumsi dasar yang dipakai dalam model UFRD ini adalah : “Bilamana Pemerintah ingin mencapai pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya secara geografis, maka investasi pembangunan yang dilakukan juga harus dalam suatu kerangka geografis.”

Rondenelli menyarankan agar pembangunan ekonomi dapat dijangkau merata baik secara Sosial maupun geografis, maka investasi pembangunan tersebut harus diletakkan dalam suatu pola yang disebut “Decentralised Concentration”, yang berarti secara strategis diletakkan dalam tempat pemukiman yang paling dapat melayani dan dijangkau oleh masyarakat luas yang hidup disekelilingnya dan di tempat dimana kepadatan penduduk masih relatif jarang akan tetapi mempunyai akses yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut dapat dicapai dengan sistem pembangunan pemukiman terpadu (articulated and integrated system of settlement).

Pendekatan UFRD pada dasarnya berorientasi pada tempat (placed oriented) untuk digunakan bagi kelengkapan perencanaan teknis dan sektoral pada pada regional development, serta pendekatan people oriented untuk perencanaan public service. UFRD berkepentingan untuk mengintegrasikan masyarakat Kelurahan dengan daerah perkotaan ke dalam sistem pemukiman yang paling menguntungkan di bidang ekonomi, sosial, dan interaksi fisik.

Pada model ini Rondenelli menawarkan 12 Fungsi yang bisa diperankan oleh Pemerintah untuk memperluas kesempatan masyarakat Kelurahan untuk ikut membangun dan menikmati hasil Pembangunan. Fungsi-fungsi tersebut adalah :

1. Penyediaan desentralisasi pelayanan pemerintah yang lebih menjangkau masyarakat Kelurahan/Pinggiran.
2. Penyediaan secara luas fasilitas-fasilitas khususnya Pendidikan dan Kesehatan serta pelayanan sosial
3. Penyediaan secara cukup barang-barang konsumsi dan Perdagangan
4. Kota harus berperan sebagai Pusat Pemasaran Regional melalui penyediaan Secara luas Fasilitas umum seperti Pasar, Toko, Bazaar, dsb.
5. Penciptaan kondisi yang kondusif untuk pertumbuhan industri kecil menengah guna mencukupi kebutuhan pasar setempat dengan harga terjangkau,
6. Kota berperan / berfungsi sebagai pusat pengelolaan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan atau perikanan/kelautan, dan pusat pelayanan input bagi bidang tersebut,
7. Menciptakan kondisi-kondisi untuk komersialisasi Pertanian, perkebunan, Perikanan / kelautan dan peningkatan produksinya,
8. Menciptakan lapangan kerja untuk off-farm dengan demikian menambah pendapatan masyarakat,
9. Menyediakan infrastruktur transportasi yang menghubungkan daerah-daerah pinggiran dengan kota-kota/daerah lainnya,
10. Mengerem migrasi penduduk dari daerah lain ke Kota Bontang dan juga menghindarkan penduduk ke arah primate cities,
11. Memfungsikan peran kota sebagai pusat untuk transformasi sosial,
12. dan juga sebagai Channels untuk difusi inovasi,

Adalah Sukar dalam waktu dekat untuk mengintegrasikan Hubungan kelurahan dan Kota yang saling menguntungkan, akan tetapi beberapa unsur yang dapat disarankan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah :

1. Unsur pelindungan ekonomi pada waktu tertentu industri lokal dan regional, misalnya melalui Paket insentif (kredit, subsidi, pemasaran, dsb). Hal ini digunakan terutama untuk mengurangi dampak dari bekerjanya meknisme pasar yang cenderung untuk “Mengeksplotasi” kawasan yang terbelakang.
2. Pembangunan Perkebunan/Pertanian melalui strategi Landreform dan intensifikasi pertanian (kenaikan harga, restrukturisasi pajak tanah, kredit, distribusi, dll), dan pengembangan Peternakan, perikanan dan kelautan serta menciptakan kebebasan masyarakat untuk turut berpartisipasi di dalam manjemen pembangunan dan peningkatan akses kelembagaan
3. Potensi lokal untuk kebutuhan dasar minimum terutama pangan, sandang, papan harus dilindungi dari persaingan kekuatan luar, dan pelayanan masyarakat urban melalui peningkatan akses urban.
4. Devolusi dari fungsi birokrasi untuk meningkatkan partisipasi demokratis dan pembuatan keputusan pada tingkat lokal yang sesuai dengan masalah lokal-regional
5. Pengevolusian program yang akan merusak kesinambungan modal yang layak oleh kekuatan luar, dan mencegah akibat tenaga kerja tersepesialisasi. Oleh karena itu pemanfaatan sepenuhnya sumber-sumber Tenaga Kerja yang berasal dari daerah itu sendiri.

Menyimak studi IBRD / IDS, sebenarnya UFRD memiliki Kesamaan dengan strategi Restribution with Growth (RWG), dimana berdasarkan pendekatan ini, untuk meningkatkan kesejahteraan golongan miskin ada beberapa cara :

1. Meningkatkan laju pertumbuhan GNP sampai tingkat maksimal dengan jalan meningkatkan tabungan dan mengalokasikan sumber daya secara efisien, yang manfaatnya dapat dinikmati oleh semua golongan masyarakat.
2. Mengalihkan invesatasi ke golongan Miskin dalam bentuk Pendidikan, penyediaan Kredit Lunak, Fasilitas umum, sarana prasarana Jalan, dsb.


3. Meredistribusikan pendapatan (atau Konsumsi) kepada golongan miskin melalui sistem Fiskal atau melalui alokasi barang konsumsi secara langsung
4. Pengalihan harta yang telah ada kepada golongan miskin, Misal melalui Landreform.

Jadi untuk memacu Pembangunan di Kelurahan Guntung yang perlu dilaksakan Pemerintah dan instansi terkait :

1. Penyusunan peraturan dalam rangka pengawasan dan kepastian pelaksanaan Program Pembangunan di Kelurahan Guntung (Kepastian Hukum) Misal : Peraturan Daerah tentang Tugas dan Fungsi RT/RW, LPM, Karang Taruna, Kelurahan sendiri, dll.
2. Pembangunan Sarana Prasarana Jalan (Jalan alternatif). Pembukaan jalan tembus dari Guntung-Kanibungan-Meretam manis/Sidrap-Jalan Pipa / Kayu Mas dan atau Jalan Guntung ke Desa Teluk Pandan Sanggatta
3. Membuka dan meberikan akses informasi yang lebih luas dan akurat pada masyarakat berupa pembukaan Perpustakaan (Keliling), koran rakyat/Mading dll.
4. Pembanguan Irigasi untuk Petanian dan Peternakan di Daerah Gunung Dur, Kalibungan, Gunung Tongkat, Sidrap/Meretam Manis, Sempayang
5. Pemanfaatan Rawa untuk pemeliharaan ikan, Pemancingan, Wisata air, Kantong air.
6. Penataan dan pemanfaatan Pulau Gusung dan laut, selain untuk nelayan juga tujuan wisata laut Kota Bontang. Dan Pemanfaatan secara sehat lahan Hutan Bakau guna usaha Pertambakan yang berwawasan lingkungan (tertata, terencana dan terkendali).
7. Pengerukan Sungai untuk memacu dan membuka kembali lapangan usaha nelayan
8. Pembuatan / Pembangunan / Penyediaan Sarana Prasarana Umum secara selektif berdasarkan prioritas dan manfaat, : Kantor Kelurahan, Puskesmas, Sekolah, Makam Umum, dll.
9. Merangsang partisipasi masyarakatnya dalam pembangunan, misalnya Pengoptimalan fungsi pajak dalam pembangunan, memberi stimulus contoh yang baik dari aparat yang ada, dan menyusun / menghasilkan kebijakan yang menyerap aspirasi masyarakat
10. Menertibkan secara adminstrasi Organisasi/Lembaga yang ada.



Untuk dapat merealisasikannya diperlukan kesediaan dan itikat baik semua pihak baik Pemerintah, Instansi terkait, Perusahaan, dan seluruh komponen masyarakat Kota Bontang khususnya Guntung untuk saling medukung realisasinya.



Guntung,Desember 2008


1 komentar: